Living in Allah's expectation

"Kau ni macam sampah, tak guna"

"Kau ada mental disorder ke dik, sakit jiwa eh"

"Houseman tak guna"

"Get out from my OT now"

"You're lousy"

And the list goes on. Yg lagi teruk pun ada

Environment hospital setiap hari. Cacian dan makian yg diterima setiap hari. Cuba untuk telan dan buang. Cuba utk tak amik hati. Cuba utk bertahan dan maintain manis muka. Bila Allah uji sejauh mana kita betul2 membawa akhlak seorang daie. Tapi siapa tak sedih bila ditengking mcm tu sekali. Siapa tak down bila dimalukan depan semua org. Siapa tak rasa useless bila dimarah sbb tk pandai buat kerja. Setiap hari cuba utk memaafkan diri sendiri, belajar utk terima kebodohan diri. Dan move on utk bekerja kerana Allah

Sedih bila dari pandangan mata manusia, kita dianggap seperti sampah. Bilamana diri sendiri sgt struggle utk ikhlaskan hati, utk berusaha buat kerja sungguh2, untuk belajar semua benda yang sangat baru. Yg pada akhirnya, dihina mcm tu je. 

Ni la dia praktikal yg Allah suruh kau buat dan amalkan. Untuk mengharap pandangan Allah cuma, bukan pandangan manusia. Untuk mengharap hanya Allah untuk muliakan kita, bukanlah manusia. Untuk memuaskan hati Allah, bukanlah manusia.

Sepanjang dlm tarbiyah, sgt best bila diri rasa sgt dimuliakan oleh Allah. Bila Allah mengangkat darjat manusia yg paling tinggi sekali dgn tugas abid dan khalifah. Bila Allah muliakan kita dgn tarbiyah dan jalan dakwah seiring dgn jalan para nabi. Bila Allah muliakan kita dgn kalimah2 Dia dlm alquran.

Pada pandangan manusia, kita tkda apa2 pun. Masa tu la sgt rasa yg mmg hidup ni, hanya pandangan Allah je yg aku nak. Sbb mmg Allah je yg akan pandang kita dgn penuh kasih syg, hanya sentuhan Allah je yg akan buat kita rasa secure dan rasa dilindungi. 

Hidup bukan untuk boss, tp sedih sbb unconsciously we try to live up to their expectations. Penat sbb setiap hari hidup dlm ketakutan kepada boss

When we love or respect a person for examples, naturally we try to please them as much as we could. So we tend to live as how they want us to be. Sama jugak bila kita takut kat someone, not out of love. We're afraid of being different hence get secluded, scared of being told we are wrong, scared to lose something or someone we treasure. 

To be able to fit in, to feel approved of and to obey things are natural to human beings. Now how do we not live with peoples expectations and judgement

Getting deep inside myself and ask sincerely, what is my motive of following their expectations and live on their judgement?

When you found out the ulterior motive, kena belajar to release our attachment to outcome and remove the needs for people to validate us

Set ego aside, sbb kita tak selalunya betul jugak. So kalau betul apa yg org judge kita tu, and we need to repair on that in ourself to be a better man, than we should do so. Tak boleh rebel je all the time. Only certain rules are meant to be broken. Things that are subjective or even objective, but in human term, bukan Allah.

And check balik. Why we seek for peoples approval? Allah approve tak kita? is He please on us when we live that way? 

Our attachment should only put on Allah, sebab hanya Allah yg kekal, dan yg lain2 akan lenyap. 

"Telah jelas jalan yang benar dan jalan yang sesat" 2:256

Dan attach to something yg everlasting tak kan kecewa, dan takkan down. Dan hanya Allah's approval and judgement on how we live, act, speak, we should care always and worry about

Menjadi seorang houseman, dimana ikhlas dan ihsan sgt diuji. Bila diuji tarbiyah dzatiyah to the maximum level. Mukhayyam sebenar, ujian mental fizikal emosional dan ujian iman. 

Alhamdulilah untuk setiap ujian, selalu lupa utk tgk dan hayati hikmah di sebalik setiap ujian tu. Perlu sentiasa mindsetkan kerja tu sebagai ibadah, ikhlaskan hati sebersihnya utk Allah, tak kisahla kena marah ke, workload banyak ke, tp klu utk Allah, apa saja kita sanggup korbankan kan. Pray for Mayang.