Comfort zone

 
 
 
 
Helaian pertama kisah tarbiyah diselak,
Terukir segaris senyum,
Tiap kali terimbas saat-saat awal hati terbuka disusun Allah,
Jiwa mana tak pernah rindu,
Jiwa mana tak pernah menginginkan kembali momen itu,
Indah sungguh bukan,
Setiap satu peristiwa, baik yang menyedihkan, baik yang menguji sabar, baik yang merobek perasaan, setiap satunya diresponse dengan kata;
“Mesti ada tarbiyah yang Allah nak bagi”
Kerna saat itu,
Kita sangat yakin bahwa
Tarbiyah itu, terbukanya hati menerima susunan Allah.

Tak terasa masa berputar,
Semakin lama,
Yang dimujahadahkan makin sukar,
Jika dulu, hanya berkitar soal rasa,
Jika dulu, hanya berfikir untuk menerima,
Tapi Allah itu mahu memerah yang terbaik dari hambaNya.
Satu persatu,
Masa, kesukaan, kenderaan, keluarga, wang, keringat, kerehatan, kesihatan
Dikikis, dan dibersihkan dari hati,
Biar yang tinggal hanya jiwa yang ikhlas dalam mentaati.
Siapa bilang proses itu mudah dan indah?
Terkadang mujahadah dan nafsu berperang,
Jiwa bergejolak, sesak, dihimpit rasa peritnya sebuah tarbiyah,
Hingga futur hampir merenggut panji iman,
Tapi, kerna kita sudah ditarbiyah,
Maka kita yakin yang muslim itu hanya kenal terus asa.

Helaian demi helaian,
Terhenti di tarikh hari ini,
Helaian kosong itu sudah sedia,
Menunggu kisah untuk kita coretkan ,
Ya, kisah tarbiyah kita.
Para sahabat dahulu sudah melakar kisah agung mereka,
Kisah kisah kemuliaan mereka dengan islam,
Meski pernah wujud retak-retak dalam ukhuwah, 💔
Tapi, kerna mereka sudah ditarbiyah
Mereka mengajar kita,
Merekatkan retakan itu lebih perlu berbanding menunding jari.

Justeru hari ini,
Ayuh akhwat,
Kita menebar sayap dan meninggi,
Kerna kita sudah ditarbiyah ,
Maka kita memang harus terbang,
Terbang tinggi ke langit,
Dan merasakan kecilnya dunia.
Kita memang harus terbang,
Agar dunia tahu bahawa kita ada,
Dan tinggi,
Dengan islam
Hingga helaian akhir kalam tarbiyah kita mencoretkan kata,
“Dia redha pada Allah dan Allah juga redha padanya.”

#ababil #sudahkahakuditarbiyah


Comments